Senin, 17 September 2012

INOVASI PEMBELAJARAN


DARI BAYAM (Amaranthus hibridus), KOL UNGU  (Brassica Oleraceae) SAMPAI STRATEGI PQ4R  INOVASI PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS EKSPERIMEN  DALAM MEWUJUDKAN SISWA AKTIF, KREATIF, TERAMPIL DAN INOVATIF

Oleh :
USMAN, S.Si.
Guru SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III
Propinsi Sumatera Selatan, 2012


ABSTRAK


Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengoptimalkan pembelajaran Biologi yang mewujudkan Siswa Aktif, Kreatif, Terampil dan Inovatif dalam perspektif sekolah gratis di SMA negeri 1 Banyuasin II. (2) Untuk mengetahui cara mengefektifkan kegiatan pembelajaran dengan mengunakan alat peraga mandiri (praktikum sederhana), strategi pembelajaran PQ4R dan pameran belajar. (3) Merancang suatu model pembelajaran yang dapat mengatasi hambatan rendahnya kemampuan berpikir siswa serta menciptakan kondisi yang menarik dan menyenangkan sehingga pembelajaran menjadi lebih kondusif. (4) Memanfaatkan bahan-bahan disekitar siswa dan perkembangan teknologi sebagai sumber belajar yang dapat menggambarkan konsep osmosis dan peritiwa respirasi secara representatif
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2010, bertempat di SMA Negeri 1 Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, dimana menurut Ibnu Hadjar (1999) penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang fenomena yang diselidiki. Inovasi pembelajaran yang penulis lakukan adalah dengan, membuat alat-alat peraga sendiri dari bahan-bahan disekitar siswa dan merancang eksperimen sendiri sesuai karakteristik lingkungan. Alat peraga yang  penulis rancang dan berhasil dibuat oleh siswa antara lain : (1) Penggunaan Media Bayam (Amaranthus hibridus), yaitu penggunaan media bayam untuk membuktikan proses osmosis, (2) Penggunaan Kol Ungu dalam membuktikan proses Respirasi menghasilkan CO2.
Berdasarkan hasil penerapan yang telah dilakukan dalam inovasi pembelajaran ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut  (1) Dalam upaya menumbuhkan motivasi siswa dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran Biologi harus diupayakan suatu pembelajaran yang menciptakan suasana siswa yang aktif, kreatif, terampil dan inovatif dengan penggunaan metode, strategi belajar yang tepat dan variatif dan ditunjang dengan kegiatan-kegiatan praktikum dan penggunaan alat peraga. (2) pembelajaran Biologi dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga mandiri serta strategi belajar, penggunaan pameran belajar. Alat peraga mandiri yang digunakan adalah penggunaan batang bayam (Amaranthus hibridus) Serta penggunaan indikator alami kol ungu dalam mendeteksi adanya CO2 dalam hasil pernafasan. (3) Inovasi pembelajaran Biologi ini dapat dievaluasi melalui penilaian terhadap daya serap siswa (aspek kognitif), penilaian terhadap aspek sikap (afektif) dengan pengamatan selama proses berlangsung  dan penilaian aspek keterampilan (psikomotorik) oleh guru. (4) Dalam kondisi alat dan bahan yang terbatas, guru dituntut untuk bersikap kreatif dan inovatif dengan merancang praktikum-praktikum alternatif dan alat peraga mandiri dengan memanfaatkan alat dan bahan yang ada di sekitarnya yang memiliki nilai positif bagi siswa, guru dan juga masyarakat.

Kata Kunci : Strategi Belajar PQ4R, Aktif, Kreatif, Inovatif, Eksperimen

Minggu, 16 September 2012

INOVASI PEMBELAJARAN



PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DAN BAYAM MERAH  (Amaranthacea gangeticus) SEBAGAI ALAT PERAGA PARU-PARU  DAN REAGENT ALTERNATIF PADA KONSEP RESPIRASI  SERTA APLIKASINYA MELALUI  PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING


OLEH : USMAN, S.Si.
Guru SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III
Mahasiswa Pasca Sarjana (S2) Prodi Administrasi Pendidikan, UNIMED


ABSTRAK

Pembelajaran Biologi khususnya pada konsep Respirasi lebih menekankan pada proses yang terjadi didalam tubuh dan bersifat abstrak, sehingga siswa masih belum dapat memahami konsep tersebut, untuk itu penulis melakukan suatu inovasi pembelajaran yang bersifat aktual, faktual dan inovatif yaitu mengkolaborasikan pembelajaran yang variatif yaitu menggunakan alat peraga paru-paru, melakukan eksperimen (percobaan) pembuktian adanya CO2 dalam peristiwa respirasi, serta permainan Games Tournament (agar lebih menyenangkan), semua kegiatan ini dikemas melalui pendekatan inkuiri terbimbing. Diharapkan dengan mengkolaborasikan kegiatan ini maka peserta didik akan lebih aktif, kreatif, inovatif serta menyenangkan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, bertempat di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan. Inovasi pembelajaran yang penulis lakukan adalah dengan merancang alat peraga inovatif sederhana dan praktikum alternatif pada konsep Respirasi Makhluk Hidup di kelas XI IPA SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III. Adapun alat peraga inovatif sederhana dan praktikum alternatif yang penulis rancang dan berhasil dibuat oleh siswa antara lain : (1) Praktikum Deteksi CO2 Hasil Respirasi Pada Manusia, (2) Praktikum Penentuan Respirasi Pada Jaringan Tanaman, (3) Praktikum Mengukur Kapasitas udara dalam Paru-Paru, (4) Praktikum Penentuan Respirasi Pada Jaringan Hewan.
Alat peraga sederhana yang berhasil dibuat siswa dan guru adalah alat peraga paru-paru yang didesain dan dibuat dengan bahan-bahan bekas sehingga dapat berdaya guna untuk menjelaskan proses kerja paru-paru. Sedangkan untuk praktikum alternatif yang berhasil dirancang oleh guru adalah penggunaan Bayam Merah (Amaranthacea gangeticus) sebagai pengganti reagent Brom Timol Biru dalam mendeteksi adanya CO2 hasil respirasi pada makhluk hidup. Pembuatan alat peraga model paru-paru ini untuk menjelaskan udara yang masuk dan udara yang keluar dihasilkan dari perubahan tekanan dalam tempat tertutup dan menghubungkannya dengan perubahan tekanan dalam rongga dada.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Penggunaan alat peraga sederhana model paru-paru, pendekatan inkuiri terbimbing (berbasis praktikum sederhana) serta Games Tournament (Permainan Quick and Draw) pada konsep respirasi dapat menumbuhkan siswa yang aktif, kreatif, terampil dan inovatif

Kata Kunci : Alat Peraga, Reagent Alternatif, Inkuiri Terbimbing

Kamis, 13 September 2012

ARTIKEL ILMIAH





KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM OTONOMI DAERAH (Fenomena Keberadaan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) dan Sekolah Berstandar Internasional (SBI)  di Era Otonomi Daerah)



Oleh :
Kelompok Bintang
(Usman, Seven Sihombing, Asiando Rirax Fanov, Rosmawati, M. Siddiq)


ABSTRAK

Kehadiran otonomi daerah yang diikuti dengan otonomi pendidikan memiliki tujuan untuk memeratakan dan meningkatkan mutu pendidikan didaerah. Salah satu peningkatan mutu pendidikan yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah dengan dimunculkannya program Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) / Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional adalah realisasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN 20/2003) Pasal 50 ayat 3 yang menyebutkan bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional. Tujuan dimunculkannya program sekolah ini adalah memenuhi kebutuhan nasional akan sumber daya manusia yang unggul dan dapat bersaing secara global. Dalam sistem penyelenggaraanya program RSBI/SBI ini menemui banyak kendala baik dalam pembelajaran, rekrutmen siswa dan guru, pendanaan sampai sistem pengawasannya, ditambah lagi adanya banyaknya pro dan kontra dalam penentuan sekolah yang memiliki status RSBI/SBI. Dalam prosesnya keberadaan RSBI/SBI ini diperlukan suatu tindakan monitoring dan kepengawasan yang dilakukan oleh pemerintah itu sendiri, dalam hal ini pengawas sekolah memiliki peran yang sangat penting yaitu Sebagai penasihat, Sebagai guru, dan Sebagai konsultan. Dari tiga fungsi utama tersebut pengawas dapat membantu kepala sekolah dan guru untuk menelaah kurikulum nasional dan internasional tersebut, menjadikannya satu silabus dan rencana pelaksanaan pengajaran yang dapat dilaksanakan di sekolah.
Kata Kunci : Otonomi Daerah, RSBI/SBI, Pengawas


Minggu, 09 September 2012

ARTIKEL ILMIAH

MELEJITKAN PRESTASI PELAJAR MELALUI PEMBERDAYAAN PENELITIAN DI SEKOLAH-SEKOLAH
 

Kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh kaum remaja adalah investasi yang sangat besar bagi perjalanan bangsa ini. Aktivitas dan prestasi kelompok ilmiah remaja atau KIR dari tahun ke tahun telah dapat memompa kebangsaan melangkah maju. Motivasi itu menjadi berlipat ganda ketika remaja Indonesia mulai bermunculan menjadi pemenang olimpiade internasional di bidang ilmu pengetahuan alam.
Para ilmuwan remaja yang tergabung dalam wadah KIR, baik yang terjaring maupun yang belum terjaring lewat event Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR saat ini berganti nama menjadi Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI)) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang diselenggarakan oleh LIPI serta berbagai event olimpiade iptek akan menjadi pionir daya saing manusia Indonesia menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas. Sebuah kewajiban yang tidak boleh ditunda-tunda oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta sekolah guna mengembangkan budaya penelitian dengan cara menumbuhsuburkan aktivitas KIR.
Data yang diperoleh saat ini menunjukkan bahwa budaya penelitian telah berhasil di beberapa propinsi seperti D.I. Yogyakarta, Bali, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jawa Timur merupakan propinsi yang telah banyak menghasilkan para ilmuwan muda terbukti dengan banyaknya peserta OPSI  dan LKIR yang dominan menjadi juara.
Sudah waktunya pemerintah daerah merangsang berkembangnya KIR dengan mengadakan lomba di tingkat daerah maupun dalam bentuk forum atau jambore KIR. Selain itu, juga perlu diberikan insentif bagi sekolah dan guru pembimbing yang mampu mengembangkan KIR hingga meraih prestasi gemilang, yang menjadi pertanyaan bagaimana dengan propinsi sumsel pada saat ini???...., ironisnya, propinsi Sumatera Selatan yang memiliki banyak potensi IPTEK sekaligus sedang menghadapi banyak persoalan yang membutuhkan solusi daya pikir justru kurang bergairah menumbuhkan budaya penelitian di sekolah-sekolah ini terbukti belum aktifnya kegiatan KIR disekolah-sekolah.
Untuk menumbuhkembangkan Penelitian disekolah merupakan suatu persoalan yang tidak mudah, perlu upaya dari berbagai kalangan baik dari peserta didik, guru, dan tentunya kepala sekolah sehingga tujuan pembinaan penelitian dapat terealisasi. Tetapi dalam hal ini penulis dapat memberikan trik jitu dalam membuat suatu penelitian. Langkah awal dari penelitian adalah peneliti mencari isu/topik yang akan diteliti yang bersifat aktual, tidak terlalu luas, dan tentu saja menarik untuk diteliti, umumnya ide-ide datang ketika kamu sedang melakukan hobi atau tertarik terhadap hal-hal unik disekitar lingkunganmu dan hal yang paling penting ketika memilih tema atau sebuah masalah adalah bahwa hal itu dapat dijawab melalui penelitian ilmiah. Langkah kedua adalah carilah informasi yang mendukung ide penelitian tersebut bila perlu tukar pikiran dengan guru pembimbing atau rajinlah selalu ke perpustakaan. Langkah ketiga tulislah rencana penelitianmu dengan mencari informasi data primer dan data sekunder. Langkah selanjutnya selalu mencatat hasil observasi dalam sebuah buku khusus, jangan hanya mengandalkan ingatan semata, untuk data yang bersifat kuantitatif buatlah tabel data atau diagram. Langkah terakhir adalah menulis laporan hasil penelitian.